Kamis, 06 Januari 2011

Kercengan, Hadrah tradisional Bawean


Hadrah Bawean pernah santer akan diakui Malaysia sebagai kekayaan budayanya (Baca :DI SINI), karena memang masyarakat Bawean ( Boyan )yang bermukim di Malaysia sangat getol dalam melestarikan dan aktif menampilkan kesenian ini sehingga gayung bersambut, pemerintah Malaysia turun tangan ikut memperhatikan dan membiayai kesenian tersebut. Sayang beda Malaysia beda pula Indonesia dalam mensikapi hal yang sama....

KERCENGAN TRADISIONAL


Kercengan merupakan hadrah dalam bentuk tradisional Bawean. Alat musik yang dipergunakan terdiri dari sejumlah rebana/terbang khusus yang memiliki bidang badan yang lebar terbuat dari kayu. Membran sebagai penghasil suara memiliki ukuran kekencangan yang berbeda dengan terbang yang dipergunakan hadrah ISHARI.
Lagu-lagu yang dipergunakan pada awalnya diambil dari Kitab Barzanji. Namun pada perkembangan selanjutnya juga ditemukan syair-syair berbahasa Bawean maupun Indonesia yang temanya masih tetap seputar pujian kepada Allah dan Nabi Muhammad serta ajaran syariat Agama Islam.
Kercengan Bawean juga dilengkapi dengan sejumlah 15 – 30 penari yang disebut dengan ruddet. Para penari ini duduk bersaf dalam 1, 2 atau 3 baris syaf. Gerakan-gerakannya banyak diinspirasi dari gerakan sholat dan huruf hijaiyah lafat-lafat suci Agama Islam.
Konon Kercengan baik yang menabuh maupun yang menari hanya dilakukan oleh pria saja. Namun saat ini banyak ditemui wanita sebagai vokalis dan pe-ruddet kercengan. Bahkan telah ada group kercengan yang keseluruhan personilnya adalah wanita (penabuh, vokal, dan ruddet).

Kesenian Bawean yang lain baca DI SINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana komentar/tanggapan anda?