Selasa, 01 Maret 2011

FIlosofi Seni Tradisi Pencak Macan


Desa Lumpur adalah salah satu desa yang terletak di daerah pesisir utara kota Gresik. Konon menurut ceritanya desa ini berasal dari tepian pantai yang berlumpur dan mengendap. Karena perubahan alam dan kebutuhan penduduk maka tepian pantai tersebut menjadi suatu pemukiman yang dinamakan Desa LUMPUR.
Berdasarkan letaknya di tepi pantai maka secara otomatis mata pencaharian dari penduduknya pun mayoritas sebagai nelayan, walaupun ada sebagian kecil dari mereka yang mata pencahariannya berdagang ataupun lainnya. Agama yang dianutnya adalah Islam, namun demikian juga mereka tetap memegang teguh adat istiadat yang ada.

Salah satu seni tradisi yang masih dipegang teguh dan dipelihara adalah Kesenian “PENCAK MACAN”.
Seni tradisi Pencak Macan adalah adalah salah satu kesenian sebagai pengiring dalam arak-arakan pengantin tradisional masyarakat Lumpur Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik. Tradisi ini merupakan budaya warisan leluhur yang berusia ratusan tahun yang hingga sekarang masih terjaga kelestariannya.

Filosofi dari pada Pencak Macan pada dasarnya adalah kembali kepada jati diri manusia itu sendiri. Manusia adalah makhluk yang paling sempurna diantara makhluk-makhluk lain ciptaan Allah SWT, di dunia yang fana ini.

Manusia jika iman dan taqwanya tidak dijaga, dibangun dan ditingkatkan apalagi mulai menipis maka godaan-godaan dalam kehidupan terutama godaan syetan akan mampu mengalahkannya, bisa-bisa manusia itu sendiri akan berubah menjadi makhluk lain seperti : macan, monyet (ketek/kera), bahkan menjadi gondoruwo jika manusia itu terpeleset dan masuk jurang kegelapan dalam kehidupan.

Manusia akan menjadi makhluk sempurna manakala ia memiliki watak dan karakter seperti para auliya’, para wali yang dalam kehidupannya semata-mata ingin mencari Ridlo Allah SWT.

Namun sebagai manusia bisa saja sewaktu-waktu watak buruknya akan muncul dalam kehidupan itu dilambangkan dengan fisik seekor binatang seperti macan, monyet bahkan gondoruwo manakala keimanan manusia itu sudah mulai menipis sehingga mudah dan gampang tergoda dengan rayuan setan atau gondoruwo maka dengan tanpa sadar manusia itu akan selalu memperebutkan kekuasaan dan keduniawian.

Maka datanglah para auliya’ atau para wali untuk selalu mengingatkan kita tentang arti sifat hakiki manusia sebagai hamba Allah agar kita kembali kejalan yang benar, jalan yang di ridloi oleh Allah SWT.

Berikut adalah peran, pemain dan karakter dalam Pencak Macan :
1. Pendekar/Ksatria : Melambangkan manusia sebagai panutan yang selalu mengajak pada kebajikan dan kebaikan untuk selalu meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT.
2. Macan : Melambangkan sebagai manusia yang memiliki watak dan karakter secara emosionalnya seperti merasa ingin berkuasa.
3. Monyet : Melambangkan sebagai sosok manusia yang jahil, nakal, lucu suka mengganggu dan selalu ingin merebut yang bukan miliknya atau haknya.
4. Gondoruwo : Melambangkan sosok syetan yang suka mengganggu dan selalu menggoda pada manusia dalam perbuatan tercela.

Tradisi kesenian Pencak Macan ini merupakan tradisi yang biasa digunakan untuk Arak-arakan (pengiring) dalam Temu Pengantin, yang dimulai dari rumah pengantin laki-laki menuju kerumah pengantin wanita. Pada dasarnya tradisi kesenian Pencak Macan secara filosofis mempunyai makna dan arti sebagai pengingat tentang liku-liku kehidupan dalam menghadapi hidup berumah tangga bagi seorang pengantin laki-laki dan pengantin wanita (sebagai Suami Istri).

Pemulung data: Fatah Yasin.
Berita terkait KLIK DI SINI dan untuk nonton videonya KLIK DI SINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana komentar/tanggapan anda?